Burung Maleo merupakan satwa endemik yang hanya terdapat di
Pulau Sulawesi. Pulau Sulawesi memang lah pulau yang unik karena memiliki
banyak koleksi satwa endemik. Namun
banyak dari satwa tersebut yang terancam kelestariannya karena perkembangan
populasi manusia. Yah salah satunya
Burung Maleo sendiri sehingga pemerintah menetapkannya sebagai satwa yang
dilindungi.
Burung Maleo ini memiliki ciri-ciri fisik berwarna hitam di
bagian atas dan berwarna putih di bagian bawahnya dengan panjang tubuh sekitar
55 cm. Burung ini memiliki jambul ataupun semacam tonjolan di kepalanya yang keras
berwarna hitam. Saat ini kawasan yang menjadi pusat penyelaman Burung Maleo yaitu
di hutan tropis Taman Nasional Bogani di perbatasan Sulawesi Utara – Gorontalo dan
di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Pemerintah sangat ketat dalam mengawal
penyelamatan burung ini dari kepunahan.
Burung Maleo termasuk burung yang setia karena hanya
memiliki satu pasangan hingga mati. Sekali bertelur burung maleo hanya menghasilkan
satu butir telur saja. Ukuran telur burung maleo sekitar lima kali ukuran telur
ayam kampung. Telur ini sangat kaya akan nutrisi yang dibutuhkan oleh anak
burung maleo. Biasanya Burung Maleo bertelur di tempat berpasir di pantai
ataupun di hutan yang memiliki kehangatan tinggi dan biasanya menjadi tempat
langganan bagi burung Maleo untuk bertelur. Telur burung maleo dikubur dan
ditinggalkan oleh induknya tanpa pengeraman. Telur tersebut baru akan menetas
setelah sekitar 60 hingga 80 hari kemudian. Setelah menetas anak burung Maleo
akan langsung memiliki bulu ditubuhnya dan dapat langsung terbang, hal ini dikarenakan
kandungan nutrisinya yang tinggi tadi. Disinilah burung Maleo mulai menjalani
hidupnya secara mandiri.
Burung ini biasanya memangsa serangga-serangga kecil,
biji-bijian, cacing dan tergolong pemakan segala. Burung ini diperkirakan
memiliki daya jelajah hingga puluhan kilometer untuk mencari makanan. Adapun predator
dari burung ini meliputi kucing hutan, ular, Biawak anjing, namun yang paling
berkontribusi sehingga mendekati kepunahan yaitu manusia. Dimana sering diburu
dan diambil telurnya serta ekosistemnya ynag semakin menyempit. Pada tahun 1900
an populasi Burung ini sangat menurun drastis hingga 90 persen.
Namun saat ini berkat usaha dari berbagai pihak diharapkan burung Maleo dapat diselamatkan dari kepunahan . dan tetap dapat menjadi kebanggaan Sulawesi sebagai satwa endemiknya. Semoga saja kedepannya keindahan dan keunikan Burung Maleo dapat terus dinikmati secara langsung. Bukan hanya tinggal kenangan saja dalam buku-buku dan video saja.
No comments:
Post a Comment