Saturday, 30 January 2016

Fort (Benteng ) Rotterdam, Saksi Sejarah Kerajaan Gowa

papan nama benteng rotterdam
Makassar yang merupakan salah satu kota besar di Indonesia memiliki sejarah yang panjang di Bumi Nusantara ini. Makassar sudah menjadi pusat perdagangan sejak sekitar abad XIV pada masa kerajaan Gowa-Tallo. Sebagai kerajaan besar di timur Indonesia, kerajaan ini menjadi salah satu yang melakukan perlawanan sengit terhadap Belanda di masa lalu.

Peninggalan sejarah kerajaan Gowa yang masih dapat dilihat sampai saat ini yaitu Fort (Benteng) Rotterdam. Apabila dilihat dari namanya, Benteng ini bukanlah peninggalan Kerajaan Gowa namun lebih ke peninggalan Belanda di Indonesia. Yah dahulu benteng ini merupakan benteng kerajaan Gowa, tapi setelah Belanda memenangkan peperangan dan terjadinya perjanjian Bongaya (18 November 1667) maka Kerajaan Gowa dipaksa menyerahkan Benteng ini kepada pihak Belanda. Setelah inilah benteng ini diberi nama Fort Rotterdem yang diambil dari nama kampung halaman Gubernur Jenderal Cornelis Spelmenn di Belanda.

pintu masuk fort rotterdam
Benteng Rotterdam ini yang dulunya bernama Benteng Jum’pandang (Ujung Pandang) dibangun oleh   I manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa’risi’ kallona pada  tahun 1545 yang merupakan Raja Gowa yang kesembilan.  Sejak dibangun pertama kali benteng ini menggunakan bahan dasar tanah liat yang selanjutnya oleh Raja Gowa keempat belas, Sultan Alauddin diperbaiki untuk lebih memperkuat benteng dengan menggantinya dengan batu padas dari Pegunungan Karst di sebelah utara Makassar. Dari segi bentuk benteng ini memiliki bentuk seperti penyu yang menghadap ke barat dan siap turun ke laut. Berdasarkan segi filosofisnya, penyu merupakan hewan yang hidup di darat dan di laut yang bermakna bahwa Kerajaan Gowa mampu berjaya di Lautan dan di darat. Oleh karena itu benteng ini biasanya juga disebut Benteng Panyyua (Penyu) karena bentuknya tersebut. Setelah raja Gowa keenam belas, Sultan Hasanuddin terdesak dalam perang melawan Belanda maka dengan perjanjian Bongaya Belanda mengambil alih benteng Ujung Pandang ini dan mengganti namanya dengan Fort Rotterdam. Dan menjadi pusat pemerintahan belanda di Makassar dalam menguasai jalur perdagangan di Indonesia timur saat itu. Akibat perang tersebut banyak bagian dari benteng yang rusak sehingga diperbaiki kembali dengan selera arsitektur Belanda.


salah satu bangunan dalam fort rotterdam
Saat ini Fort Rotterdam berada dalam wilayah administrasi Kota Makassar, berada kurang lebih 2 km di sebelah utara pantai Losari. Benteng ini menjadi tempat rekreasi sejarah dan pusat kebudayaan yang ada di Makassar. Di dalam benteng ini juga terdapat museum Lagaligo yang meyimpan berbagai macam peninggalan kebudayaan Sulawesi. Sebagai pusat kebudayaan hingga saat ini di Fort Rotterdam sering diadakan kegiatan kesenian dan kebudayaan daerah untuk melestar


ikan budaya setempat. Jika ke Kota Makassar, Fort Rotterdam dapat menjadi salah satu daerah tujuan untuk mengenang kejadian bersejarah di masa lalu.

No comments:

Post a Comment